Ahad, 23 Mac 2014

30 Orang Yang Pertama Dalam Islam.


1. Orang yang pertama menulis Bismillah :
Nabi Sulaiman AS.

2. Orang yang pertama minum air zamzam :
Nabi Ismail AS.

3. Orang yang pertama berkhatan :
Nabi Ibrahim AS.

4. Orang yang pertama diberikan pakaian pada hari qiamat :
Nabi Ibrahim AS.

5. Orang yang pertama dipanggil oleh Allah pada hari qiamat :
Nabi Adam AS.

6. Orang yang pertama mengerjakan saie antara Safa dan Marwah :
Sayyidatina Hajar (Ibu Nabi Ismail A.s).

7. Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat :
Nabi Muhammad SAW.

8. Orang yang pertama menjadi khalifah Islam :
Abu Bakar As Siddiq RA.

9. Orang yang pertama menggunakan tarikh hijrah :
Umar bin Al-Khattab RA.

10. Orang yang pertama meletakkah jawatan khalifah dalam Islam :
Al-Hasan bin Ali RA.

11. Orang yang pertama menyusukan Nabi SAW :
Thuwaibah RA.

12. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan lelaki :
Al-Harith bin Abi Halah RA.

13. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan wanita :
Sumayyah binti Khabbat RA.

14. Orang yang pertama menulis hadis di dalam kitab / lembaran :
Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA.

15. Orang yang pertama memanah dalam perjuangan fisabilillah :
Saad bin Abi Waqqas RA.

16. Orang yang pertama menjadi muazzin dan melaungkan adzan :
Bilal bin Rabah RA.

17. Orang yang pertama bersembahyang dengan Rasulullah SAW :
Ali bin Abi Tholib RA.

18. Orang yang pertama membuat mimbar masjid Nabi SAW :
Tamim Ad-dary RA.

19. Orang yang pertama menghunuskan pedang dalam perjuangan fisabilillah
Az-Zubair bin Al-Awwam RA.

20. Orang yang pertama menulis sirah Nabi SAW :
Ibban bin Othman bin Affan RA.

21. Orang yang pertama beriman dengan Nabi SAW :
Khadijah binti Khuwailid RA.

22. Orang yang pertama mengasaskan usul fiqh :
Imam Syafei RH.

23. Orang yang pertama membina penjara dalam Islam :
Ali bin Abi Tholib RA.

24. Orang yang pertama menjadi raja dalam Islam :
Muawiyah bin Abi Sufyan RA.

25. Orang yang pertama membuat perpustakaan awam :
Harun Ar-Rasyid RH.

26. Orang yang pertama mengadakan baitul mal :
Umar Al-Khattab RA.

27. Orang yang pertama menghafal Al-Qur'an selepas Rasulullah SAW :
Ali bn Abi Tholib RA.

28. Orang yang pertama membina menara di Masjidil Haram Mekah :
Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur RH.

29. Orang yang pertama digelar Al-Muqry :
Mus'ab bin Umair RA.

30. Orang yang pertama masuk ke dalam syurga :
Nabi Muhammad SAW.


Allahua'lam :)

- Little Ukhty -

Jumaat, 21 Mac 2014

Luasnya Neraka Allah


Luasnya Neraka Allah

"Dan bagi orang-orang yang kufur ingkar terhadap Tuhan mereka, disediakan azab neraka Jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."

(Al-Mulk:6)



Besar Neraka

Ingatlah hari yang Kami akan bertanya kepada Jahannam: 'Sudahkah engkau penuh?' dan ia (Jahannam) akan menjawab: 'Apakah ada tambahan?'
(QS, Qaf, 50:30)


Ayat Quran ini menjelaskan bahawa neraka tetap boleh diisikan lagi walaupun sudah berjuta manusia di dalamnya. Luasnya neraka Allah tidak dapat digambarkan betapa luasnya.

"Pada hari itu, Neraka akan dibawa, ia akan mempunyai tujuh puluh ribu tali kekang dan tujuh puluh ribu malaikat menariknya" (HR Muslim dan Tirmidzi)

Tidak boleh dibayangkan betapa besarnya jika ia ditarik oleh 70 ribu tali yang setiap tali ditarik oleh 70 ribu malaikat. 

Kedalaman Neraka

Hadits Ibnu Abbas ra mengatakan: Pada suatu hari Rasulullah sedang duduk dengan para sahabatnya. Tiba-tiba dia mendengar suatu suara. Ketika itu Nabi saw bertanya: 'Tahukah kamu suara apakah itu?' Jawab mereka: 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.' Kata Nabi saw: 'Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun yang lalu dan baru sekarang sampai ke dasar neraka itu.'
(HR. Muslim)


Hadis ini pula mengatakan untuk sampai ke dasar neraka mengambil masa 70 pulu ribu tahun. Ini khabarkan betapa dalamnya neraka Allah.

“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988)



Besar Ahli Neraka

"Bahawasanya tebal kulit orang orang kafir di dalam neraka itu 40 hasta, kerana apabila besar tubuh seseorang itu, maka banyaklah tempat akan merasa sakit.
Dan bahawasanya gigi garham orang-orang kafir itu sebesar Bukit Uhud.
Dan bahawasanya tempat duduknya pula di dalam neraka Jahannam itu sebagaimana jarak Mekah dan Madinah" (HR Tarmizi)

"Bermula gigi garham orang kafir di dalam neraka seumpama Gunung Uhud.
Dan tempat duduknya di neraka seperti antara tempat yang bernama kadim dan negeri Mekah
Dan tebal kulit tubuhnya 42 hasta."
(HR Bukhari dan Muslim)


Panasnya Api Neraka

Api kalian yang dinyalakan di dunia adalah sebagian dari tujuh puluh bagian bila dibandingkan dengan panasnya api Jahannam . Para sahabat bertanya: 'Demi Allah, yang ini saja yang di dunia kiranya sudah mencukupi (untuk menghancukan manusia) ya Rasulullah?' Sahut beliau: 'Sesungguhnya panasnya itu masih lebih sembilan puluh sembilan bagian lagi (dari api dunia ini) yang masing-masing panasnya setiap bagian sedemikian itu
(HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah ra)


Dalam hadits lain dari Ibnu Mas'ud ra ia berkata bahaw Rasulullah saw bersabda:

Panas api yang kamu nyalakan di dunia ini (termasuk matahari) hanyalah sepertujuh puluh dari panasnya api neraka di akhirat. Kalau sebagian kecil (api neraka) jatuh ke dunia, niscaya mendidihlah air laut karena panasnya.
(HR. Muslim)

Gunung Dalam Neraka
Rasulullah saw pernah membicarakan tentang firman Tuhan yang berbunyi: 'Aku akan membebaninya dengan pendakian yang melelahkan.' Yaitu gunung di dalam neraka yang wajib didaki oleh orang kafir selama tujuh puluh tahun. Demikianlah ketinggian gunung itu.
(HR. Tirmidzi)


Di dalam neraka terdapat sebuah gunung yang bernama Raqabah yang dilalui orang-orang kafir. Gunung ini begitu panasnya sehingga bila tangan diletakkan di atasnya maka tangan itu akan hancur dan bila diangkat maka kembali seperti semula.
(HR. Tirmidzi)




Lembah di dalam Neraka

Dalam hadits lain dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya Wailun itu suatu lembah di dalam neraka Jahannam. Dalamnya lembah itu sejauh empat puluh tahun perjalanan bagi orang kafir baru sampai ke dasarnya. Kata Abi Said al Khudry ra: Bahwa Wailun itu adalah lembah yang terletak di antara dua buah gunung di dalam neraka. Empat puluh tahun lamanya orang kafir baru sampai ke dasarnya.
(HR. Muslim)



Makanan dan Minuman Neraka

Buah Zaqqum
Allah Ta’ala juga berfirman :
أَذَلِكَ خَيْرٌ نُّزُلاً أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ – إِنَّا جَعَلْنَـهَا فِتْنَةً لِّلظَّـلِمِينَ – إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِى أَصْلِ الْجَحِيمِ – طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَـطِينِ – فَإِنَّهُمْ لاّكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ – ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْباً مِنْ حَمِيمٍ – ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لإِلَى الْجَحِيمِ
“(Makanan surga) itulah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dai dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.”
(as-Shafat:62-68)
Hadis Rasulullah saw
“Seandainya setetes zaqqum menetes di dunia niscaya ia akan merusak kehidupan penduduk bumi. Lalu bagaimana jadinya dengan orang yang menjadikan pohon ini sebagai makanannya?!”
At-Tirmidzi berkata, “(Hadits ini berderajat) shahih.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ – طَعَامُ الاٌّثِيمِ – كَالْمُهْلِ يَغْلِى فِى الْبُطُونِ – كَغَلْىِ الْحَمِيمِ
Sesungguhnya pohon zaqqqum itu makanan orang yang banyak berdosa. (ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih didalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas.”
(Ad-Dukhan : 43-46)

Air Yang Sangat Panas
Allah Ta’ala berfirman :
فَشَـرِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيمِ – فَشَـرِبُونَ شُرْبَ الْهِيمِ
“Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.” (al-Waqi’ah: 54—55)
Allah Ta’ala berfirman :
وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا
“Mereka diberi air minum yang mendidih sehingga memotong usus-ususnya.(Muhammad:15)
Allah Ta’ala berfirman :
وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
“Dan jika mereka meminta minum niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (al-kahfi:29)
Pohon Berduri
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلاَّ مِن ضَرِيعٍ – لاَّ يُسْمِنُ وَلاَ يُغْنِى مِن جُوعٍ
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.”
 (al-Ghasiyah: 6-7)
Ibnu Abbas berkata  وَطَعَاماً ذَا غُصَّةٍ“Yaitu duri yang menyumbat di kerongkongan, tidak masuk, tidak pula keluar.”4
Qatadah berkata مِن ضَرِيعٍ “Yaitu makanan yang paling kering dan paling busuk.”
Sa’id bin Jubair berkata, “(makanan) dari batu.”
Allah ta’ala berfirman :
ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّآلُّونَ الْمُكَذِّبُونَ – لاّكِلُونَ مِن شَجَرٍ مِّن زَقُّومٍ – فَمَالِـُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ – فَشَـرِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيمِ – فَشَـرِبُونَ شُرْبَ الْهِيمِ – هَـذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّينِ – نَحْنُ خَلَقْنَـكُمْ فَلَوْلاَ تُصَدِّقُونَ
“Kemudian sesungguhnya kalian, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum dan akan memenuhi perut kalian dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu akan seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan. Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan?”
(al-Waqi’ah:51-57)

Air Nanah
Allah Ta’ala berfirman :
وَيُسْقَى مِن مَّآءٍ صَدِيدٍ – يَتَجَرَّعُهُ وَلاَ يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِن كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِن وَرَآئِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ
“Dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumlah air nanah itu dan hamper dia tidak bisa.” (Ibrahim: 16-17)

Azab Neraka Yang Paling Ringan

"Sesungguhnya seringan-ringan siksaan penghuni neraka pada hari Qiamat ialah seseorang yang diletakkan di bawah dua telapak kakinya bara api neraka sehingga mendidih otak yang ada dikepalanya. (dari sebab panasnya bara api neraka tersebut) Dia mengira bahawa tidak ada orang lain yang lebih dasyat siksaan daripadanya, padahal dialah orang yang paling ringan siksaannya".

- Hadith Riwayat Bukhari & Muslim


Isnin, 10 Mac 2014

Bidadari Syurga : Barakah R.A Tempatnya Di Syurga

Assalam 'Alayk



Tajuk : Barakah R.A Tempatnya Di Syurga

Beliau hanya dikenali sebagai Barakah r.a dan diberi gelaran Ummu Aiman r.a. Susur galur salasilah gadis berketurunan Abyssinia ini tidak begitu diketahui secara tepat, seolah-olah jalan kehidupannya sudah termaktub sebagai hamba sahaya apabila sejak dari kecil lagi sudah dijual di pasar hamba di Kota Mekah. Seperti mana seorang budak hamba, masa hadapan yang gelap telah sedia menanti di tangan bakal-bakal tuan atau pemilik yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Namun, sesetengah daripada mereka bertuah kerana dibeli oleh insan yang penyayang dan masih mempunyai belas kasihan. Barakah r.a merupakan salah seorang daripada golongan bertuah ini. Beliau telah diselamatkan oleh seorang lelaki yang pemurah lagi baik hati bernama Abdullah, ayahnda kepada Rasulullah s.a.w. Barakah menjadi satu-satunya hamba sahaya yang menemani keluarga ini sehinggalah kewafatan Rasulullah s.a.w.
 


PENEMAN SETIA AMINAH

Kehadiran Barakah r.a sebenarnya banyak membantu dalam menyelenggara kehidupan rumah tangga Abdullah bersama-sama Aminah yang ketika itu masih muda belia. Sepanjang peninggalan Abdullah ke Syria mengikuti sebuah kafilah dagangan, Barakah r.a tidak pernah jemu menjadi teman setia Aminah yang baru dua minggu dikahwini Abdullah.

Apalah daya Aminah untuk membantah kata-kata ayah mertuanya, Abdul Mutalib yang mengarahkan suaminya untuk pergi berdagang. Ketika itu, Barakah r.a oernah menyelinap masuk ke rumah Abdul Mutalib secara diam-diam dengan tujuan mahu merisik khabar Abdullah daripada sebuah kafilah Syria yang tiba ke Mekah. Namun hampa, harapan tinggal harapan kerana tiada berita yang diperolehinya. 

Walau bagaimanapun, kunjunagan secara intipan yang seterusnya itu amatlah mengejutkan Barakah r.a. Apabila berita kematian Abdullah disahkan benar, hamba wanita itu berlari pulang ke rumahnya sambil meraung-raung meratapi kehilangan tuan yang sangat dikasihi dan dihormatinya itu. Apatah lagi Aminah yang terus jatuh pengsan apabila berita kematian itu disampaikan kepadanya. Sebagai seorang hamba yang amat mengasihi tuannya, Barakah r.a tidak pernah sesekali mengabaikan tanggungjawabnya untuk menjaga balu muda itu yang sedang sarat hamil. Malahan, ketika saat kelahiran Rasulullah s.a.w, Barakah r.a merupakan orang pertama yang menyambut kelahiran insan istimewa itu dan merangkulnya dengan penuh kasih sayang.

Selepas kelahiran Nabi Muhammad s.a.w sehinggalah Halimatus Sa'dia r.a diangkat sebagai ibu susuan baginda, Barakah lah yang mengasuh kekasih Allah itu sejak dari kecil dan tidak pernah berpisah dengan baginda. Antara Aminah dan Barakah, kedua-duanya telah melalui pelbagai liku kehidupan dan suka duka bersama sehinggalah tiba detik perpisahan mereka. Saat tubuh Aminah tidak lagi kuat dan mampu bertahan menanggung penyakit yang dideritainya, beliau menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkan Rasulullah s.a.w berseorangan sebagai anak yatim piatu. Barakah r.a sendiri telah menggali tempat persemadian Aminah dengan menggunakan kedua-dua tangannya. 

Sambil membawa hati yang masih dalam kesedihan, Barakah r.a telah membawa si kecil Muhammad s.a.w ke Kota Mekah dan memeliharanya di bawah jagaan datuk baginda, Abdul Mutalib sehinggalah Rasulullah s.a.w meningkat dewasa dan menikahi Saidatina Khadijah r.a.



Teman Hidup Baru Barakah r.a

Menyedari akan status pengasuhnya yang masih bujang, Rasulullah s.a.w telah mencadangkan agar Barakah r.a berkahwin dengan Ubaid bin Zaid r.a daripada Bani Khazraj. Tanpa banyak soal, lamaran pun diterima dan hasil perkahwinan itu, mereka dikurniakan seorang anak yang diberi nama Aiman. Mulai saat itulah Barakah dipanggil dengan gelaran Ummu Aiman r.a yang bermaksud ibu kepada Aiman.

Jodoh mereka tidak panjang apabila Ubaid r.a meninggal dunia tidak lama selepas itu. Barakah kemudiannya disunting sebagai teman hidup Zaid Bin Harithah r.a iaitu anak angkat Raslullah s.a.w di kala tiada seorang pun sahabat sudi memperisterikannya yang telah pun berusia kira-kira 50 tahun ketika itu.





Berhijrah Sendiri ke Yathrib (Madinah)
 
Wanita berhati cekal ini telah berhijrah sendirian ke Madinah tanpa bantua suaminya, Zaid Bin Harithah. Beliau sanggup menempuh perjalanan yang sukar merentasi gurun panas dan gunung-ganang sebelum tiba di sana dan di sambut dengan kegembiraan oleh Rasulullah s.a.w.
Di Madinah, Barakah r.a memainkan peranan penting sebagai penggerak kerja-kerja dakwah. Ketika Perang Uhud, beliau bertugas mengagih-agihkan air minuman dan merawat para pejuang di perbatasan. Barakah r.a. juga pernah menemani Rasulullah s.a.w dalam beberapa ekspedisi seperti ke Khaibar dan Hunain.
Satu-satunya anak Barakah, Aiman r.a telah gugur syahid ketika Perang Hunain pada tahun kelapan Hijrah. Manakala suami beliau pula meninggal dunia ketika menyertai Perang Mu'tah di Jordan. Barakah r.a menjalani kehidupan berseorangn pada usia 70-an. Rasulullah s.a.w dengan di temani oleh Abu Bakar dan Umar r.a sering mengunjungi Barakah r.a di rumahnya.
Selepas kewafatan Rasulullah s.a.w, Barakah r.a sering dilihat berada dalam kesedihan. Anas bin Malik r.a pernah menceritakan bahawa selepas kewafatan Rasulullah s.a.w Abu bakar dan Umar r.a telah bertanyakan sebab-musabab kesedihan wanita mulia itu Barakah r.a menjawab, beliau bersedih bukan kerana enggan mengakui mengenangkan wahyu yang sudah tidak lagi diturunkan daripada Allah s.w.t.
Hasil keimanan Barakah amat memberi kesan yang mendalam di jiwa setiap orang yang mengenalinya. Kepatuhan beliau kepada Islam adalah tulen dan kekukuhan akar imannya mencengkam begitu kuat sehingga sukar diganggu atau tergugat. Rasulullah s.a.w pernah mengatakan kepada para sahabat bahawa Allah s.w.t telah menjanjikan Barakah r.a sebagai salah seorang penghuni syurga.
Barakah dikurniakan hayat yang panjang dan meninggal dunia ketika usia melebihi 90 tahun semasa pemerintahan Khalifah Saiyidina Uthman r.a. Walaupun jasadnya terkubur, tetapi identiti wanita unggul ini terus dikenang bersama-sama kegemilangan peribadi dan keutuhan imannya.
  Nur Afiqah / Fellah El-Iman 

Rabu, 5 Mac 2014

Romantiknya Rasulullah (SAW)


(صلی اللہ علیہ وسلم)

 "sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah terbaik dari kalangan mu kepada keluargaku” 
(HR Tirmidzi)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Romantik itu sunnah"




Sepertimana firman Allah dalam Al Quran bahawa Nabi saw adalah contoh ikutan yang terbaik bagi semua manusia. Jadi tidak hairan lah jika nabi saw adalah juga seorang suami yang boleh dijadikan contoh yang terbaik bagi semua lelaki yang akan jadi suami kelak. Walaupun Rasulullah seorang panglima perang, pemimpin tertinggi umat Islam, namun di sisinya terdapat nilai kasih sayang dan jalan kisah yang cukup romantis antara baginda dan isteri-isterinya. Namun berapa banyak sunnah ini dilupakan lalu suami masakini menggambarkan dirinya bagaikan pemegang kuasa keluarga yang perlu sentiasa kelihatan bengis dan penuh egois. Juga, sering mengambil ringan tentang perasaan isterinya dan tidak memberikan perhatian yang sepenuh kepada dia. Maka ini jauh sekali dari sunnah nabi saw. InshaAllah dengan post kali ini. Kita dapat memperlajari sunnah yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw dalam menjadi suami yang diidamkan oleh setiap wanita. 



"Bermesra-mesra bersama isteri"



“Semua hal yang di dalamnya tidak menyebut nama Allah SWT, adalah suatu yang sia-sia, kecuali dalam empat hal : melatih memanah, melatih kuda, bermain dengan keluarganya, ,dan belajar berenang.”(HR Al Nasa'i)

Kehidupan Nabi Muhammad SAW penuh dengan teladan sehingga keperibadian Baginda SAW sendiri digelar sebagai qudwatun hasanah. Rumah tangga Baginda dibangunkan atas dasar yang kukuh berdasarkan nilai-nilai luhur Islam  Mari kita selami sisi-sisi kehidupan rumah tangga manusia paling agung, Rasulullah SAW yang penuh dengan suasana harmoni dan romantis..

Main lumba-lumba
Antara kisah Rasulullah sallallahi ‘alaihi wa sallam melakukan riadhah bersama isterinya adalah seperti yang terdapat dalam satu hadis Aisyah yang berkata, yang bermaksud :
Suatu ketika, ‘Aisyah menemani Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan. Ketika itu ‘Aisyah belum gemuk. Maka Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya untuk mempersilakan mereka berjalan terlebih dahulu. Kemudian, Rasulullah berkata kepada ‘Aisyah, “Ayuh kita berlumba lari.” Lalu, ‘Aisyah lari dan berjaya mengalahkan Rasulullah.
Pada kesempatan berikutnya, ‘Aisyah kembali menemani Baginda dalam sebuah perjalanan. Baginda kembali mempersilakan para sahabatnya untuk berjalan terlebih dahulu. Lalu, Baginda berkata kepada ‘Aisyah, “Ayuh kita berlumba lari.”
Aisyah lupa di mana kejadian itu. Namun yang dia ingat ketika itu badannya sudah gemuk. ‘Aisyah berkata, “Bagaimana aku boleh berlumba lari denganmu wahai Rasulullah sedangkan badanku begini?” Rasulullah bersabda, “Ayuh kita lakukan!”
Lalu ‘Aisyah berusaha berlumba lari dengan Baginda. Saat itu Baginda berjaya mendahului ‘Aisyah. Baginda pun tertawa riang dan berkata, “Ini balasan atas kekalahanku yang dahulu.”
(HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Mandi Bersama-sama
Diberitakan bahawa Rasulullah pernah bermandi air cinta bersama isterinya. Dalam Sahih Bukhari diriwayatkan bahawa  
Aisyah berkata bahawa : “Aku sering mandi bersama Nabi Muhammad dari satu bekas air yang disebut al-faraq.” Perbuatan Nabi mandi bersama Aisyah tanpa sebarang tabir penghalang menunjukkan ianya satu sunnah. Terutamanya setelah melakukan hubungan intim sesama pasangan. (HR Bukhari)

Membantu menaikkan isterinya ke atas unta
Jika di zaman sekarang, suami yang sering bantu isterinya digelar sebagai "Gentlemen". Seperti menolong membuka pintu buat isterinya, membuka pintu kereta dan sebagainya. Pada zaman dahulu, lelaki yang membuat seperti ini adalah satu hinaan bagi lelaki itu. Lelaki itu dilihat oleh masyarakat sebagai lelaki yang kurang macho oleh menolong isterinya. Kerana pada zaman jahilyah, wanita dianggap sebagai hamba. 

Tetapi persepsi ini semua berubah apabila Rasulullah saw membawa ajaran islam yang suci ini.

Diriwayatkan "Nabi Muhammad SAW duduk di sisi unta baginda. Kemudian baginda menekukkan lututnya. Lalu isteri baginda Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut Nabi Muhammad SAW hingga naik atas unta”
(HR Bukhari)



Menghantar Isterinya Ketika Hendak Keluar
Salah seorang isteri Baginda SAW, Shafiyyah binti Huyay menuturkan, “Suatu ketika Rasulullah SAW sedang beriktikaf. Kemudian aku mendatangi dan menjenguknya pada malam hari, dan berbincang-bincang dengan Baginda. Ketika aku berdiri hendak kembali, Baginda berdiri bersamaku untuk menghantar (menemani sampai ke pintu), lalu berkata, “Jangan terburu-buru hingga aku mengiringimu.” (Riwayat Bukhari, No. 2033 dan Muslim, No. 2175).


Makan dan Minum dari Bekas Bibir Isteri
‘Aisyah berkata, “Aku pernah minum. Saat itu aku sedang haid. Kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Nabi Muhammad SAW (dari bekas yang sama), di mana Baginda menempelkan mulutnya sama di tempat bekas aku minum, lalu Baginda minum. Pernah pula aku makan daging yang tersisa dari tulang dengan menggigitnya, sedangkan aku dalam keadaan haid. Kemudian aku memberikan daging itu kepada Rasulullah, lalu Baginda meletakkan mulutnya pada bekas mulutku.” (Riwayat Muslim, No. 800)

Memanggil dengan Panggilan Manis
Nabi Muhammad SAW selalu memanggil ‘Aisyah dengan panggilan kesayangan iaitu ‘Humaira’ (yang pipinya kemerah-merahan) sesuai dengan sifat fizikalnya.
Kadangkala, Rasulullah SAW juga memanggil ‘Aisyah dengan sebutan ‘Ya ‘Aisy’ dengan membuang huruf terakhir, untuk menunjukkan besarnya rasa cinta, kemanjaan dan kesayangan. Pastinya panggilan itu romantis. ‘Aisy ertinya kehidupan. Jadi, ‘Wahai kehidupan’. Panggilan ini digunakan ketika Rasulullah SAW menyampaikan salam daripada malaikat Jibril untuk ‘Aisyah.
Aisyah berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Wahai ‘Aisy, ini malaikat Jibril. Dia menyampaikan salam untukmu! Kujawab, “Dan baginya pula keselamatan dan rahmat Allah serta berkatNya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)


Keluar Bandar Bersama Isteri
‘Aisyah menuturkan, “Apabila hendak keluar, Rasulullah SAW mengundi isteri-isterinya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Memujuk dengan memegang Hidung Isteri
Nabi Muhammad SAW biasanya memegang hidung ‘Aisyah jika dia (‘Aisyah) marah, dan Rasulullah berkata, “Wahai Uwaisy, bacalah doa, “Wahai Tuhanku, Tuhan (yang mengutus) Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku dan lindungilah diriku daripada fitnah yang menyesatkan.” (Riwayat Ibnu Sunni)




Mendukung Isteri Tercinta
‘Aisyah bertutur, Rasulullah SAW sedang duduk-duduk kemudian kami terdengar keriuhan diikuti suara kanak-kanak. Rasulullah kemudian berdiri dan ketika itu ada seorang wanita Ethiopia (Habsyah) yang sedang menari dan kanak-kanak berada di sekitarnya. Baginda lalu berkata, “Wahai ‘Aisyah, ke marilah dan lihatlah (apakah kamu ingin melihat?)”
Lalu kujawab, “Ya.” Lalu Baginda mendirikanku di belakang Baginda dan pipiku di atas pipi Baginda. Kuletakkan daguku di atas bahu Rasulullah SAW.” (Riwayat Bukhari, Muslim, Nasa’i dan Tirmidzi)




Berbaring di Pangkuan Isteri
‘Aisyah r.ha menuturkan, Nabi Muhammad SAW membaca Al-Qur’an (mengulang hafalan) dan kepala Baginda berada di pangkuanku sedangkan aku dalam keadaan haid.” 
(Riwayat Bukhari No. 7945)

Bahkan, menjelang wafat, Rasulullah SAW berada di pangkuan ‘Aisyah, begitu sekali romantisnya Baginda hingga ke akhir hayat. Kata ‘Aisyah, “Ketika maut menghampiri Rasulullah, kepala Baginda berada di atas pangkuanku. Baginda pengsan sesaat, kemudian Baginda bersandar dan pandangannya menuju ke atap, lalu berkata, “Ya Allah, (pertemukan diriku dengan) kumpulan orang-orang mulia iaitu nabi yang berada di syurga ‘Illiyyin yang tinggi.” (Riwayat Bukhari, No. 2444)




Jalan-Jalan Romantis di Malam Hari
Rasulullah SAW apabila datang waktu malam, Baginda berjalan bersama ‘Aisyah dan bincang-bincang dengannya.” (Riwayat Bukhari, No. 5211 dan Muslim, No. 2445)

Memberi Ciuman Sebagai Ekspresi Kasih Sayang
Aisyah berkata, “Rasulullah SAW menciumku, kemudian Baginda pergi (ke masjid untuk) solat tanpa memperbaharui wudhu’.” (Riwayat Abdul Razaq, 1/153)

Dari Hafshah, puteri Umar r.a., “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. biasa mencium isterinya sekalipun sedang berpuasa.” (Hadis Riwayat Ahmad).

Memupuk Cinta dengan Hadiah
Ummu Kaltsum binti Abi Salamah berkata, “Ketika Nabi Muhammad SAW menikahi Ummu Salamah, Baginda bersabda kepadanya, “Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sehelai pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi. Namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi sudah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.” Dia (Ummu Kaltsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti disabdakan Rasulullah, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada Baginda. Lalu Baginda memberikannya kepada isterinya masing-masing satu botol minyak kasturi dan pakaian tersebut Baginda berikan kepada Ummu Salamah.” (Riwayat Ahmad)




Bergurau bersama isteri
Baginda paling banyak bergurau senda bersama isterinya. Suatu hari datang Saodah (salah seorang isteri Nabi SAW) kerumah Aisyah. Lalu Nabi SAW duduk diantara Aisyah dan Saodah dan meletakkan kaki beliau diatas pangkuan mereka. Ketika Aisyah menjemput Saodah makan, ia menolaknya kerana tidak berselera. Lalu Aisyah berkata : “(Demi Allah), makanlah atau aku akan mengotori wajahmu”. Saodah menolak dengan berkata : Aku tidak akan memakannya”. Lalu Aisyah mengambil makanan dan disapukan ke wajah Saodah. Rasulullah SAW tertawa. Kemudian Rasulullah menyuruh Saodah membalas semula dengan mengotori wajah Aisyah. Setelah Saodah mengotori wajah Aisyah, Rasulullah terus tertawa. (an-Nasai’e, Ibn Abi Dunya) 


Isteri Baginda meminyaki badan Nabi saw
Aisyah berkata, “sesungguhnya Nabi s.a.w. apabila meminyaki badannya, baginda akan memulai daripada auratnya menggunakan nurah (sejenis serbuk pewangi) dan isteri baginda meminyaki bahagian lain tubuh Rasulullah s.a.w. (Hadis Riwayat Ibnu Majah)

Dari Aishah r.a, beliau berkata, “Saya meminyaki badan Rasulullah s.a.w. pada hari Raya ‘Aidil Adha’ setelah beliau melakukan jumrah aqabah.” (Hadis Riwayat Ibnu ‘Asakir)




"Mengambil berat tentang isterinya"



Setiap isteri perlu diberikan perhatian sepenuhnya. Suami yang benar benar mengambil berat tentang isterinya sudah tentu boleh memahami perasaan isterinya. Dia akan tahu masa isterinya dalam keadaan marah atau dalam keadaan sedih atau pun dalam keadaan gembira. Begitulah Baginda SAW sangat memahami perasaan isterinya hinga Baginda dapat tahu apa isi hati mereka.

Tahu ketika isterinya marah atau tidak
Diriwayatkan oleh Aisyah. Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku: Sesungguhnya aku mengetahui ketika kamu suka dan marah padaku. Maka aku (Aishah) bertanya: Bagaimana kamu mengetahuinya? Rasulullah s.a.w menjawab: Sekiranya kamu suka padaku, kamu berkata tidak, demi Tuhan Muhammad, tetapi sekiranya kamu marah, maka kamu akan berkata, tidak demi Tuhan Ibrahim. Aku berkata: Benar, Wahai Rasulullah! Demi Allah, aku tidak akan melupai namamu.


Temani Isteri Semasa Sakit
Aisyah meriwayatkan, “Rasulullah SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Baginda akan menjadi orang yang sangat lembut dan paling banyak menemani ketika isterinya sakit.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Menginginzikan Isteri untuk bermain bersama rakannya
Diriwayatkan oleh Aishah RA, Aisyah berkata "Aku sering bermain anak patung di rumah Nabi SAW dan rakan-rakan ku sering kunjung dan bermain bersama ku dan setelah dia (nabi saw) datang, mereka pergi, jadi dia (nabi saw) menyuruh mereka untuk bermain dengan ku lagi."




Mengesat air mata isteri
Safiyah RA (Isteri Nabi saw) sedang dalam perjalanan dengan nabi saw. Dia sedang berjalan dengan perlahan. Nabi saw hampiri isterinya sedang dia menangis sambil berkata "Kamu memberi ku seekor unta yang perlahan." Melihat keadaan itu, Nabi saw mengesat air mata dengan tangannya dan memujuk dia. (HR An Nasa'i)

Menghilangkan marah isterinya
Nabi saw akan meletakkan tangannya di bahu isterinya ketika isterinya sedang marah lalu berkata "Ya Allah, ampunkan dosanya, tenangkan hati dia dari kemarahan dan lindungkan dia dari kedukaan." 

Membaca ayat Quran kepada keluarganya yang sedang sakit
Nabi saw akan membaca surah Al Falaq dan Surah An Nas apabila ahli keluarganya sakit. Baginda saw akan meniup tiga kali dekat mereka (Sumber: Sahih Muslim)  


Membersihkan titisan darah haid isteri
Dari Aisyah r.a., dia berkata, “Aku pernah tidur bersama Rasulullah s.a.w. di atas satu tikar ketika aku sedang haid. Apabila darahku menitis di atas tikar itu, Baginda mencucinya pada bahagian yang terkena titisan darah dan baginda tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau sembahyang di tempat itu pula, lalu Baginda berbaring kembali di sisiku. Apabila darahku menitis lagi di atas tikar itu, Baginda mencuci pada bahagian yang terkena titisan darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudian baginda pun sembahyang di atas tikar itu.” (Hadis Riwayat Nasai)






"Menjadikan Isteri sebagai penasihat"

Walaupun Baginda saw adalah seorang panglima perang, ketua umat dan sebagainya tetapi nabi saw tetap meminta pandangan dan nasihat oleh isterinya. Walaupun isteri-isteri mereka bukan ketua umat. Ini menunjukkan nabi saw menghargai mereka dan nabi saw ingin mengajar umatnya supaya tidak bersikap egois hingga membuat sesuatu perkara tanpa pengatahuan dan pandangan isterinya. 

Nabi saw mendapatkan nasihat dari isterinya meskipun dalam hal yang sangat penting. Seperti Nabi saw meminta nasihat oleh isterinya Umm Salamah ketika penjajian Al Hudaibia.

Diriwayatkan bahawa Nabi saw menulis penjanjian mereka dengan kaum musyirikin Quraish di Al Hudaibia. Nabi saw pun menyuruh sahabatnya untuk membuat korban dan cukur, tetapi tidak siapa menyahut. Nabi saw mengulangi perintahnya buat 3 kali tetapi tidak siapa menyahut lagi. Nabi saw pergi ke Um Salamah dan memberitahu tentang itu.
Um Salamah pun berkata "Wahai Nabi Allah, pergi sana dan jangan bercakap kepada sesiapa hingga mu membuat korban dan cukur. "
Nabi saw mengikut nasihat isterinya dan membuat korban dan cukur. Sahabat nabi yang melihat itu lalu mengikut membuat korban dan cukur. Mereka cukur dalam keadaan sedih hingga mereka hampir membunuh diri mereka.

(Diriwayatkan oleh Um Salama Hind bint Abi Umaiyah - Ibn Jarir Al Tabari. Tafsir Al Tabari)



"Membantu isteri membuat kerja rumah"


Aishah mengatakan, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallamsibuk membantu istrinya dan jika tiba waktu salat maka ia pun pergi menunaikannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)


Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Di dalam hadits ‘Aisyah lainnya yang dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Sa’ad serta dishahihkan oleh Ibnu Hibban, ‘Aisyah berkata, “Beliau (Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salaam) yang menjahit kainnya, menjahit sepatunya, dan mengerjakan apa yang biasa dikerjakan oleh kaum wanita di rumah mereka.” {Fathul Baari, jilid 13, hal.70}

"Bersikap Adil Terhadap Isteri-isteri"



Rasulullah saw juga seorang suami yang adil kepada isteri-isterinya. 

Mencari Orang Tengah Untuk Selesaikan Masalah
Pernah diriwayatkan bahawa Aishah pernah marah dengan Nabi saw. Jadi Baginda saw memberitahu dia "Sudikah kamu terima Abu Ubaidah Bin Al Jarrah RA sebagai hakim untuk kita?" Lalu dia (Aishah) menjawab "Tidak .." Nabi saw berkata lagi "Sudi kamu terima Umar sebagai hakim?" Dia jawab " Aku takut Umar" Lalu Nabi kata "Sudi kamu terima Abu Bakar (Ayah Aishah)?. "Dia kata "Ya aku terima"

Hadis ini jelas menunjukkan method yang adil yang dilakukan oleh nabi saw untuk menyelesaikan masalah dengan isterinya. Bahawa nabi saw mencari hakim dan baginda saw pastikan hakim itu telah disetuju oleh isterinya. Method ini adalah paling terbaik untuk selesaikan masalah. Ramai yang mengambil method yang mengikut nafsu dan perasaan. Suami bersikap tegas dan aggresive kepada isterinya dari bersikap adil. Juga, boleh jadi mereka salah faham. Jadi sebelum suami itu boleh marahi isterinya, hendaklah memafahami masalah itu dahulu. Tetapi oleh kerana ikut perasaan, maka terjadilah cerai-berai sebuah rumahtangga itu. 

Mengamal perundian dengan isteri-isterinya
Nabi saw akan mengadakan perundian dengan isteri-isterinya untuk siapa yang akan mengikuti baginda saw untuk berjalan. Dan baginda saw akan mengambil isterinya yang menang undi itu. (Diriwayatkan oleh Aishah RA dalam Sahih Bukhari) 

Tidak pernah memukul isterinya
Nabi saw tidak pernah memukul wanita (HR muslim)

Walaupun suami dibenarkan untuk memukul isterinya tetapi dengan syarat isterinya memang benar benar derhaka kepada dia. Juga Islam mengajar suami untuk memukul isterinya dengan cara yang baik dan bukan cara yang aggresive. Islam melarang memukul di wajah dan tidak boleh gunakan alat alat yang boleh cederakan dia. Yang betul adalah pukul di kaki isteri. Tetapi seorang suami tidak boleh pukul tanpa alasan yang wajar. Bahawa nabi saw sendiri tidak pukul isterinya sendiri dan mencari jalan yang lain iatu sabar. 

Segera menemui isteri apabila tergoda
Dari Jabir, sesungguhnya Nabi s.a.w. pernah melihat wanita, lalu Baginda masuk ke tempat kediaman Zainab, untuk melepaskan keinginan Baginda kepadanya, lalu keluar dan bersabda, “Wanita kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa syaitan. Apabila seseorang di antara kamu melihat wanita yang menarik, hendaklah ia mendatangi isterinya kerana pada diri isterinya ada hal yg sama dengan yang ada pada wanita itu.” (Hadis Riwayat Tirmizi)